A. Pendahuluan
Pendidik merupakan jabatan yang amat strategis dalam menunjang proses dan hasil kinerja pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa pendidik merupakan gerbang awal sekaligus sebagai representasi kondisi dan kinerja pendidikan. Dalam hubungan ini, penampilan seorang pendidik harus terwujud sedemikian rupa secara efektif sehingga dapat menunjang dinamika dan keefektifan pendidikan. Kinerja penampilan pendidik didukung sejumlah kompetensi tertentu yang berlandaskan kualitas kepribadian yang harus dapat diwujudkan secara nyata.
Menurut M Surya (2003), kepribadian merupakan keseluruhan perilaku dalam berbagai aspek yang secara kualitatif akan membentuk keunikan atau kekhasan seorang dalam interaksi dengan lingkungan di berbagai situasi dan kondisi. Dengan demikian sifat utama seorang pendidik adalah kemampuannya dalam mewujudkan penampilan kualitas kepribadian dalam interaksi dengan lingkungan pendidikan agar kebutuhan dan tujuan dapat tercapai secara efektif. Dengan kata lain, seorang pendidik hendaknya memiliki kompetensi kinerja yang mantap. Kompetensi tersebut akan tercermin dalam penampilan yang bersumber pada
komponen penampilan, komponen penguasaan subyek, kualitas professional, penguasaan proses, dan kemampuan penyesuaian diri, serta berlandaskan kualitas kepribadiannya.
Pendidik merupakan jabatan yang amat strategis dalam menunjang proses dan hasil kinerja pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa pendidik merupakan gerbang awal sekaligus sebagai representasi kondisi dan kinerja pendidikan. Dalam hubungan ini, penampilan seorang pendidik harus terwujud sedemikian rupa secara efektif sehingga dapat menunjang dinamika dan keefektifan pendidikan. Kinerja penampilan pendidik didukung sejumlah kompetensi tertentu yang berlandaskan kualitas kepribadian yang harus dapat diwujudkan secara nyata.
Menurut M Surya (2003), kepribadian merupakan keseluruhan perilaku dalam berbagai aspek yang secara kualitatif akan membentuk keunikan atau kekhasan seorang dalam interaksi dengan lingkungan di berbagai situasi dan kondisi. Dengan demikian sifat utama seorang pendidik adalah kemampuannya dalam mewujudkan penampilan kualitas kepribadian dalam interaksi dengan lingkungan pendidikan agar kebutuhan dan tujuan dapat tercapai secara efektif. Dengan kata lain, seorang pendidik hendaknya memiliki kompetensi kinerja yang mantap. Kompetensi tersebut akan tercermin dalam penampilan yang bersumber pada
komponen penampilan, komponen penguasaan subyek, kualitas professional, penguasaan proses, dan kemampuan penyesuaian diri, serta berlandaskan kualitas kepribadiannya.
1. Komponen penampilan, yaitu unsur kemampuan mewujudkan berbagai perilaku kinerja
yang nampak sesuai dengan bidang jabatan dan tugasnya sebagai pendidik.
2. Komponen Subyek, yaitu unsure kemampuan penguasaan bahan/substansi pengetahuan yang
2. Komponen Subyek, yaitu unsure kemampuan penguasaan bahan/substansi pengetahuan yang
relevan dengan bidang jabatan dan tugas pendidik sebagai prasyarat bagi penampilan kinerjanya secara
tepat dan efektif,
3. Komponen professional, yaitu unsure kemampuan penguasaan substansi pengetahuan dan keterampilan
3. Komponen professional, yaitu unsure kemampuan penguasaan substansi pengetahuan dan keterampilan
teknis keahlian khusus dalam bidang jabatan dan tugas pendidik yang diperoleh melalui pendidikan dan
atau latihan secara khusus,
4. Komponen Proses, yaitu unsure kemampuan penguasaan proses-proses mental intelektual yang mencakup
4. Komponen Proses, yaitu unsure kemampuan penguasaan proses-proses mental intelektual yang mencakup
proses berfikir (logis, kritis, rasional, kreatif) dalam pemecahan masalah, pembuatan keputusan dan
sebagainya sebagai prasyarat bagi terwujudnya penampilan kinerja pendidik,
5. Komponen Penyesuaian diri, yaitu unsure kemampuan penyerasian dan penyesuaian diri terhadap
5. Komponen Penyesuaian diri, yaitu unsure kemampuan penyerasian dan penyesuaian diri terhadap
tuntutan lingkungan berdasarkan karakteristik pribadi untuk mencapai keefektifan kinerja kependidikan
6. Komponen Kepribadian, yaitu kualitas keseluruhan perilaku sebagai prasyarat fundamental bagi
6. Komponen Kepribadian, yaitu kualitas keseluruhan perilaku sebagai prasyarat fundamental bagi
terwujudnya penampilan kinerja secara keseluruhan.
B. Kepribadian Efektif
Kepribadian efektif akan terwujud melalui berfungsinya keseluruhan potensi manusiawi secara penuh dan utuh melalui interaksi antara diri dengan lingkungannya. Potensi manusiawi itu berbentuk daya nalar sebagai pilar penyangga dengan empat jenjang anak anak tangga yang berupa: (1) Coping, yaitu kemampuan untuk melakukan tindakan dalam menghadapai dunia sehari-hari dengan baik, (2) Knowing, yaitu memahami kenyataan dan kebenaran dunia sehari-hari, (3) Believing, yaitu keyakinan yang melandasi berbagai tindakan, dan (4) Being, yaitu perwujudan diri yang otentik dan bermakna (William D.Hitt dalam Surya, 1997).
Berfungsinya seluruh potensi manusiawi untuk mencapai kepribadian efektif didukung oleh lima unsur yang harus terwujud secara utuh yaitu:
1. Penalaran
Penalaran merupakan kemampuan untuk mengfungsikan potensi akal pikiran secara efektif dengan bentuk bertanya, mencari, menguji, dan menjawab berbagai fenomena sehingga menjadi sesuatu yang bermakna. Potensi penalaran ini didukung oleh lima kecakapan yang mencakup: (a) ketrampilan konseptual, yaitu kecakapan yang berkenaan dengan aabstraksi dan generalisasi dalam taraf yang lebih tinggi, (b) berfikir logis, yaitu kecakapan untuk memecahkan masalah dengan menerapkan pendekatan system, (c) berfikir kreatif, yaitu kecakan untuk membawa gagasan imajinatif menjadi suatu kenyataan, (d) berfikir holistic, yaitu kecakapan untuk menangkap keseluruhan situasi, dan (d) komunikasi, yaitu kecakapan untuk melakukan dialog sejati dengan pihak lain untuk menemukan kebenaran bersama.
2. Sumber-sumber daya
Dalam melaksanakan tugas kependidikan secara efektif, sekurang-kurangnya harus memiliki tiga prinsip sumber daya atau kekuatan yaitu: (a) Staf, yaitu pihak-pihak lain yang menjadi mitra kerja yang siap, mau dan mampu, (b) Informasi, yaitu seperangkat pengetahuan yang dimiliki untuk menunjang jalannya tugas-tugas, (c) Jaringan kerja, yaitu kontak-kontak pribadi untuk berbagai gagasan, informasi, dan sumber-sumber.
3. Pengetahuan
Penguasaan pengetahuan merupakan pilar penunjang bagi perwujudan kepribadian pendidik yang efektif. Untuk perwujudan kepribadian efektif seorang pendidik, pengetahuan yang harus dikuasai secara utuh mencakup: (a) Pengetahuan tentang diri sendiri, yaitu sejauh mana mengenal, memahami, dan menerima berbagai aspek tentang dirinya secara utuh dan benar, (b) Pengetahuan tentang tugas atau pekerjaan, yaitu pemahaman mengenai berbagai tugas-tugas utama yang harus dilaksanakan dalam hubungan dengan jabatan atau pekerjaannya, (c) Pengetahuan tentang organisasi, yaitu pemahaman mengenaiberbagai aspek organisasi tempat bertugas, (d) Pengetahuan tentang bisnis utama, yaitu pemahaman visi dan misi secara khusus organisasi tempat bertugas, dan (e) Pengetahuan tentang dunia, yaitu pemahaman mengenai berbagai aspek lingkungan dan perkembangannya baik local, nasional maupun global.
4. Fungsi-fungsi utama
Pribadi yang efektif akan senantiasa setia dan konsisten terhadap keyakinan dasar yang menjadi panduan dalam hidupnya. Dengan kata lain, kepribadian efektif akan tercermin dari keseluruhan perilaku yang dilandasi dan dibimbing oleh nilai-nilai yang berakar pada keyakinannya. Atas dasar itu, ada enam fungsi-fungsi dasar yang dilakukan oleh pendidik berkepribadian efektif yang meliputi: (a) Valuing, yaitu kemampuan penguasaan nilai-nilai yang baik dalam lingkungan pendidikan dan mampu menterjemahkan nilai-nilai itu dalam praktek, (b) Visioning, yaitu memiliki gambaran mental yang jelas mengenai masa depan yang diinginkan bagi pendidikan, (c) Coaching, yaitu membantu orang lain mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan untuk mencapai visi, (d) Empowering, yaitu memberdayakan orang lain untuk bergerak maju mencapai visi, (e) Team Building, yaitu mengembangkan kebersamaan dengan oranmg-orang yang bersedia untuk bersama-sama mencapai visi, (f) Promoting Quality, yaitu mencapai satu reputasi meningkatnya mutu kinerja lembaga pendidikan.
5. Kualitas Watak
Kualitas watak merupakan perwujudan potensi kepribadian pada tingkatan yang paling tinggi melalui penampilan diri secara otentik dan paripurna. Kepribadian efektif pendidik dalam tingkatan ini meliputi: (a) Identitas, atau jati diri yaitu keaslian diri dengan rasa keutuhan dan keterpaduan, (b) Kebebasan diri, yaitu menjadi orang yang lebih banyak terkendali secara internal daripada terkendali secara eksternal, (c) Otentisitas atau keaslian, menyatakan diri secara benar dan memelihara keterpaduan antara diri bagian dalam (inner self) dengan diri bagian luar (outer self), (d) Tanggungjawab, yaitu menjadi akuntabel dalam keputusan dan tindakan sendiri, (e) Keteguhan hati, yaitu mempertahankan jatidiri meskipun dalam menghadapi rintangan, (f) Integritas, yaitu terbimbing oleh seperangkat prinsip-prinsip moral dan diakui oleh orang lain sebagai orang yang memiliki keutuhan diri.
C. Mengenal Potensi Pribadi
Potensi pribadi merupakan bagian dari keseluruhan kepribadian dalam bentuk kecakapan-kecakapan yang terkandung baik aspek fisik, emosional, maupun intelektual. Apabila potensi pribadi ini dapat dikembangkan secara efektif, maka akan menjadi kecakapan nyata yang secara terpadu membentuk kualitas kepribadian seseorang. Pencapaian guru matematika yang ideal dapat diperoleh melalui suatu perencanaan yang sistematis dengan menata dan mengembangkan potensi-potensi pribadi. Perencanaan ini merupakan suatu rangkaian proses kegiatan yang terarah dan sistematis dalam mengenal, menata, dan mengembangkan potensi pribadi dalam rangka mempersiapkan perjalanan hidup seseorang agar mencapai suatu perwujudan diri yang bermakna.
Oleh karena itu, setiap guru seharusnya membuat perencanaan dan pengembangan potensi secara tepat. Untuk itu perlu mengenal potensi diri sejak dini dan mengembangkannya ke arah yang diinginkan.
M Surya (2003) juga menyatakan bahwa ada lima tingkatan potensi yang harus dikembangkan sehingga memberi makna dalam keseluruhan hidup secara efektif. Kelima tingkatan dalam lingkup potensi dari level 5 ke level 1 adalah Potensi Pribadi (Pemimpin, Kontributor, Partisipan, Pengamat, Pengeluh), Potensi Fisik (Stamina, Intensitas, Adaptasi, Bertahan, Sakit-sakitan), Potensi Emosional ( Berinisiatif, Ramah tamah, Merespon, Menghampiri, Tidak ada perhatian), dan Potensi Intelektual (Program, Objectif, Princip ,KonsepFakta).
Di antara kelima tingkatan, tingkatan yang menggambarkan kondisi sempurna bagi guru matematika yang ideal adalah tingkatan kelima yakni (i) Potensi Fisik Stamina, yaitu kondisi potensi fisik yang sehat dan sempurna sehingga mampu mewujudkan kualitas hidup efektif, (ii) Potensi Emosional Berinisiatif, yang berarti mampu memberikan respon emosional secara aktif dalam hubungan antar pribadisehingga penuh kehangatan dan saling pengertian dalam pergaulan, (iii) Potensi Intelektual Program, yang berarti memiliki kemampuan intelektual untuk mengenal masalah, melihat tujuan dan mengembangkan program untuk mencapai tujuan, dan (iv) Potensi Pribadi Pemimpin, yaitu kinerja pribadi sebagai pemimpin yang mamp[u menciptakan situasi yang sedemikian rupa sehingga mampu menggerakkan orang-orang di lingkungannya untuk berbuat mencapai tujuan bersama.
D. Langkah-langkah Menjadi Guru Matematika yang Ideal Berbekal Kepribadian Efektif.Untuk menjadi guru matematika yang ideal berbekal kepribadian efektif, maka guru matematika harus mampu merencanakan dan mengembangkan kepribadian efektif mulai dengan mengkaji kecakapan, minat, kepribadian, nilai-nilai diri, unjuk kerja dan gaya hidup sampai kepada penggunaannya dalam memanfatkan unsur-unsur kepribadian dan potensi pribadi secara optimal.
1. Kecakapan-kecakapan
Ada dua macam kecakapan dalam diri yaitu kecakapan nyata atau prestasi dan kecakapan potensi. Kecakapan nyata adalah segala sesuatu yang telah dimiliki baik melalui pengalaman ataupun proses pembelajaran. Sedangkan kecakapan potensial (intelegensi dan bakat) dapat terwujud melalui proses pembelajaran dan latihan. Guru matematika yang ideal memiliki atau setidaknya berupaya untuk memiliki dua macam kecakapan di atas.
2. Minat-minat
Minat menggambarkan rasa senang atau tidak senang terhadap sesuatu. Melakukan suatu kegiatan tanpa didasari rasa senang, akan menimbulkan rasa tidak betah atau siksaan bagi yang melakukannya. Guru matematika yang ideal menjadikan niat bertanggung jawab dan beribadah sebagai modal minat dalam menjalankan tugas mendidik dan mengajar. Dengan demikian, perasaan senang, optimisme dan semangat yang tinggi menjadi bagian dari kehidupannya dalam mendidik dan mengajar matematika.
3. Kepribadian
Ciri-ciri kepribadian harus sesuai dengan tuntutan kependidikan. Oleh karena itu, guru matematika yang ideal mengusahakan dirinya untuk mengenal dan memahami seluruh ciri-ciri kepribadian kemudian dibandingkan dengan tuntutan yang telah direncanakan.
4. Nilai-nilai diri
Untuk melakukan kegiatan yang dapat memberikan kepuasan, hendaknya sesuai dengan sistem nilai yang ada dalam diri seseorang. Nilai ini hendaknya merupakan sesuatu yang diyakini oleh guru matematika secara konsisten untuk dilakukan agar dapat mengarahkan dirinya kearah yang diyakini.
5. Kesempatan
Mempelajari berbagai informasi yang berkaitan dengan kesempatan berupa pendidikan, pekerjaan, kegiatan, aktualisasi diri, waktu, ruang, dsb. Semua harus memiliki kejelasan diskripsi baik isi maupun cara memperolehnya dan tidak pernah melewatkannya dengan sia-sia. Guru matematika yang ideal berupaya menjalani setiap kesempatan yang tersedia dengan rasa syukur dan optimis dengan adanya kebajikan dibalik setiap kesempatan.
6. Unjuk kerja
Bila telah sampai pada posisi yang direncanakan, harus menunjukkan unjuk kerja yang memadai sesuai dengan tuntutan posisi diri. Bila tidak, maka akan kecil peluang ,meraih kesuksesan dan kepuasan. Oleh karena itu, guru matematika yang ideal harus mengetahui dan memahami standar tuntutan dari lingkungan kerja dan belajar memenuhi tuntutan secara tepat.
7. Gaya Hidup
Gaya hidup merupakan seperangkat pola perilaku sehari-hari yang relative konsisten dilakukan untuk mencapai kepuasan diri. Potensi pribadi ditentukan oleh kemampuan memadukan gaya hidup dengan pilihan-puilihan yang tersedia. Sangat penting bagi guru matematika untuk mengenal gaya hidup masing-masing diri. Gaya hidup guru matematika mungkin akan berubah pada suatu saat karena pengaruh berbagai faktor baik internal maupun eksternal.
Daftar Pustaka:
.
Surya, M.2003. Menuju Guru yang Profesional dan Bermoral. Makalah Simposiun Guru Tingkat Nasional Tahun 2003.. Malang: tidak diterbitkan.
B. Kepribadian Efektif
Kepribadian efektif akan terwujud melalui berfungsinya keseluruhan potensi manusiawi secara penuh dan utuh melalui interaksi antara diri dengan lingkungannya. Potensi manusiawi itu berbentuk daya nalar sebagai pilar penyangga dengan empat jenjang anak anak tangga yang berupa: (1) Coping, yaitu kemampuan untuk melakukan tindakan dalam menghadapai dunia sehari-hari dengan baik, (2) Knowing, yaitu memahami kenyataan dan kebenaran dunia sehari-hari, (3) Believing, yaitu keyakinan yang melandasi berbagai tindakan, dan (4) Being, yaitu perwujudan diri yang otentik dan bermakna (William D.Hitt dalam Surya, 1997).
Berfungsinya seluruh potensi manusiawi untuk mencapai kepribadian efektif didukung oleh lima unsur yang harus terwujud secara utuh yaitu:
1. Penalaran
Penalaran merupakan kemampuan untuk mengfungsikan potensi akal pikiran secara efektif dengan bentuk bertanya, mencari, menguji, dan menjawab berbagai fenomena sehingga menjadi sesuatu yang bermakna. Potensi penalaran ini didukung oleh lima kecakapan yang mencakup: (a) ketrampilan konseptual, yaitu kecakapan yang berkenaan dengan aabstraksi dan generalisasi dalam taraf yang lebih tinggi, (b) berfikir logis, yaitu kecakapan untuk memecahkan masalah dengan menerapkan pendekatan system, (c) berfikir kreatif, yaitu kecakan untuk membawa gagasan imajinatif menjadi suatu kenyataan, (d) berfikir holistic, yaitu kecakapan untuk menangkap keseluruhan situasi, dan (d) komunikasi, yaitu kecakapan untuk melakukan dialog sejati dengan pihak lain untuk menemukan kebenaran bersama.
2. Sumber-sumber daya
Dalam melaksanakan tugas kependidikan secara efektif, sekurang-kurangnya harus memiliki tiga prinsip sumber daya atau kekuatan yaitu: (a) Staf, yaitu pihak-pihak lain yang menjadi mitra kerja yang siap, mau dan mampu, (b) Informasi, yaitu seperangkat pengetahuan yang dimiliki untuk menunjang jalannya tugas-tugas, (c) Jaringan kerja, yaitu kontak-kontak pribadi untuk berbagai gagasan, informasi, dan sumber-sumber.
3. Pengetahuan
Penguasaan pengetahuan merupakan pilar penunjang bagi perwujudan kepribadian pendidik yang efektif. Untuk perwujudan kepribadian efektif seorang pendidik, pengetahuan yang harus dikuasai secara utuh mencakup: (a) Pengetahuan tentang diri sendiri, yaitu sejauh mana mengenal, memahami, dan menerima berbagai aspek tentang dirinya secara utuh dan benar, (b) Pengetahuan tentang tugas atau pekerjaan, yaitu pemahaman mengenai berbagai tugas-tugas utama yang harus dilaksanakan dalam hubungan dengan jabatan atau pekerjaannya, (c) Pengetahuan tentang organisasi, yaitu pemahaman mengenaiberbagai aspek organisasi tempat bertugas, (d) Pengetahuan tentang bisnis utama, yaitu pemahaman visi dan misi secara khusus organisasi tempat bertugas, dan (e) Pengetahuan tentang dunia, yaitu pemahaman mengenai berbagai aspek lingkungan dan perkembangannya baik local, nasional maupun global.
4. Fungsi-fungsi utama
Pribadi yang efektif akan senantiasa setia dan konsisten terhadap keyakinan dasar yang menjadi panduan dalam hidupnya. Dengan kata lain, kepribadian efektif akan tercermin dari keseluruhan perilaku yang dilandasi dan dibimbing oleh nilai-nilai yang berakar pada keyakinannya. Atas dasar itu, ada enam fungsi-fungsi dasar yang dilakukan oleh pendidik berkepribadian efektif yang meliputi: (a) Valuing, yaitu kemampuan penguasaan nilai-nilai yang baik dalam lingkungan pendidikan dan mampu menterjemahkan nilai-nilai itu dalam praktek, (b) Visioning, yaitu memiliki gambaran mental yang jelas mengenai masa depan yang diinginkan bagi pendidikan, (c) Coaching, yaitu membantu orang lain mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan untuk mencapai visi, (d) Empowering, yaitu memberdayakan orang lain untuk bergerak maju mencapai visi, (e) Team Building, yaitu mengembangkan kebersamaan dengan oranmg-orang yang bersedia untuk bersama-sama mencapai visi, (f) Promoting Quality, yaitu mencapai satu reputasi meningkatnya mutu kinerja lembaga pendidikan.
5. Kualitas Watak
Kualitas watak merupakan perwujudan potensi kepribadian pada tingkatan yang paling tinggi melalui penampilan diri secara otentik dan paripurna. Kepribadian efektif pendidik dalam tingkatan ini meliputi: (a) Identitas, atau jati diri yaitu keaslian diri dengan rasa keutuhan dan keterpaduan, (b) Kebebasan diri, yaitu menjadi orang yang lebih banyak terkendali secara internal daripada terkendali secara eksternal, (c) Otentisitas atau keaslian, menyatakan diri secara benar dan memelihara keterpaduan antara diri bagian dalam (inner self) dengan diri bagian luar (outer self), (d) Tanggungjawab, yaitu menjadi akuntabel dalam keputusan dan tindakan sendiri, (e) Keteguhan hati, yaitu mempertahankan jatidiri meskipun dalam menghadapi rintangan, (f) Integritas, yaitu terbimbing oleh seperangkat prinsip-prinsip moral dan diakui oleh orang lain sebagai orang yang memiliki keutuhan diri.
C. Mengenal Potensi Pribadi
Potensi pribadi merupakan bagian dari keseluruhan kepribadian dalam bentuk kecakapan-kecakapan yang terkandung baik aspek fisik, emosional, maupun intelektual. Apabila potensi pribadi ini dapat dikembangkan secara efektif, maka akan menjadi kecakapan nyata yang secara terpadu membentuk kualitas kepribadian seseorang. Pencapaian guru matematika yang ideal dapat diperoleh melalui suatu perencanaan yang sistematis dengan menata dan mengembangkan potensi-potensi pribadi. Perencanaan ini merupakan suatu rangkaian proses kegiatan yang terarah dan sistematis dalam mengenal, menata, dan mengembangkan potensi pribadi dalam rangka mempersiapkan perjalanan hidup seseorang agar mencapai suatu perwujudan diri yang bermakna.
Oleh karena itu, setiap guru seharusnya membuat perencanaan dan pengembangan potensi secara tepat. Untuk itu perlu mengenal potensi diri sejak dini dan mengembangkannya ke arah yang diinginkan.
M Surya (2003) juga menyatakan bahwa ada lima tingkatan potensi yang harus dikembangkan sehingga memberi makna dalam keseluruhan hidup secara efektif. Kelima tingkatan dalam lingkup potensi dari level 5 ke level 1 adalah Potensi Pribadi (Pemimpin, Kontributor, Partisipan, Pengamat, Pengeluh), Potensi Fisik (Stamina, Intensitas, Adaptasi, Bertahan, Sakit-sakitan), Potensi Emosional ( Berinisiatif, Ramah tamah, Merespon, Menghampiri, Tidak ada perhatian), dan Potensi Intelektual (Program, Objectif, Princip ,KonsepFakta).
Di antara kelima tingkatan, tingkatan yang menggambarkan kondisi sempurna bagi guru matematika yang ideal adalah tingkatan kelima yakni (i) Potensi Fisik Stamina, yaitu kondisi potensi fisik yang sehat dan sempurna sehingga mampu mewujudkan kualitas hidup efektif, (ii) Potensi Emosional Berinisiatif, yang berarti mampu memberikan respon emosional secara aktif dalam hubungan antar pribadisehingga penuh kehangatan dan saling pengertian dalam pergaulan, (iii) Potensi Intelektual Program, yang berarti memiliki kemampuan intelektual untuk mengenal masalah, melihat tujuan dan mengembangkan program untuk mencapai tujuan, dan (iv) Potensi Pribadi Pemimpin, yaitu kinerja pribadi sebagai pemimpin yang mamp[u menciptakan situasi yang sedemikian rupa sehingga mampu menggerakkan orang-orang di lingkungannya untuk berbuat mencapai tujuan bersama.
D. Langkah-langkah Menjadi Guru Matematika yang Ideal Berbekal Kepribadian Efektif.Untuk menjadi guru matematika yang ideal berbekal kepribadian efektif, maka guru matematika harus mampu merencanakan dan mengembangkan kepribadian efektif mulai dengan mengkaji kecakapan, minat, kepribadian, nilai-nilai diri, unjuk kerja dan gaya hidup sampai kepada penggunaannya dalam memanfatkan unsur-unsur kepribadian dan potensi pribadi secara optimal.
1. Kecakapan-kecakapan
Ada dua macam kecakapan dalam diri yaitu kecakapan nyata atau prestasi dan kecakapan potensi. Kecakapan nyata adalah segala sesuatu yang telah dimiliki baik melalui pengalaman ataupun proses pembelajaran. Sedangkan kecakapan potensial (intelegensi dan bakat) dapat terwujud melalui proses pembelajaran dan latihan. Guru matematika yang ideal memiliki atau setidaknya berupaya untuk memiliki dua macam kecakapan di atas.
2. Minat-minat
Minat menggambarkan rasa senang atau tidak senang terhadap sesuatu. Melakukan suatu kegiatan tanpa didasari rasa senang, akan menimbulkan rasa tidak betah atau siksaan bagi yang melakukannya. Guru matematika yang ideal menjadikan niat bertanggung jawab dan beribadah sebagai modal minat dalam menjalankan tugas mendidik dan mengajar. Dengan demikian, perasaan senang, optimisme dan semangat yang tinggi menjadi bagian dari kehidupannya dalam mendidik dan mengajar matematika.
3. Kepribadian
Ciri-ciri kepribadian harus sesuai dengan tuntutan kependidikan. Oleh karena itu, guru matematika yang ideal mengusahakan dirinya untuk mengenal dan memahami seluruh ciri-ciri kepribadian kemudian dibandingkan dengan tuntutan yang telah direncanakan.
4. Nilai-nilai diri
Untuk melakukan kegiatan yang dapat memberikan kepuasan, hendaknya sesuai dengan sistem nilai yang ada dalam diri seseorang. Nilai ini hendaknya merupakan sesuatu yang diyakini oleh guru matematika secara konsisten untuk dilakukan agar dapat mengarahkan dirinya kearah yang diyakini.
5. Kesempatan
Mempelajari berbagai informasi yang berkaitan dengan kesempatan berupa pendidikan, pekerjaan, kegiatan, aktualisasi diri, waktu, ruang, dsb. Semua harus memiliki kejelasan diskripsi baik isi maupun cara memperolehnya dan tidak pernah melewatkannya dengan sia-sia. Guru matematika yang ideal berupaya menjalani setiap kesempatan yang tersedia dengan rasa syukur dan optimis dengan adanya kebajikan dibalik setiap kesempatan.
6. Unjuk kerja
Bila telah sampai pada posisi yang direncanakan, harus menunjukkan unjuk kerja yang memadai sesuai dengan tuntutan posisi diri. Bila tidak, maka akan kecil peluang ,meraih kesuksesan dan kepuasan. Oleh karena itu, guru matematika yang ideal harus mengetahui dan memahami standar tuntutan dari lingkungan kerja dan belajar memenuhi tuntutan secara tepat.
7. Gaya Hidup
Gaya hidup merupakan seperangkat pola perilaku sehari-hari yang relative konsisten dilakukan untuk mencapai kepuasan diri. Potensi pribadi ditentukan oleh kemampuan memadukan gaya hidup dengan pilihan-puilihan yang tersedia. Sangat penting bagi guru matematika untuk mengenal gaya hidup masing-masing diri. Gaya hidup guru matematika mungkin akan berubah pada suatu saat karena pengaruh berbagai faktor baik internal maupun eksternal.
Daftar Pustaka:
.
Surya, M.2003. Menuju Guru yang Profesional dan Bermoral. Makalah Simposiun Guru Tingkat Nasional Tahun 2003.. Malang: tidak diterbitkan.
No comments:
Post a Comment