Monday, June 14, 2010

MENGGAGAS ARTI DISIPLIN

Tidak dapat dipungkiri, bahwa kedisiplinan memang enak untuk dibicarakanan. Tidak heran pula bila hingga kini banyak pengertian tentang kedisiplinan yang diajukan, baik oleh ahli bahasa, ilmuwan, maupun pihak-pihak yang berkepentingan dengan kata "disiplin". Namun demikian, secara umum disiplin banyak diartikan sebagai "kerja tepat waktu". Definisi tersebut memang benar tetapi terasa sangat sempit, karena indikatornya kurang lengkap. Sehingga untuk melaksanakan kedisiplinan secara tepat dan menyeluruh pun terasa sulit.
Menurut pemahaman penulis, kata “disiplin” akan lebih tepat dan menyeluruh untuk dilaksanakan manakala kita telah memberikan indikator disiplin yang tepat dan menyeluruh juga. Di dalam Al-Quran diajarkan beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai indikator dari disiplin, antar lain niat, istiqomah, sabar, penghargaan waktu, penyiapan segala kemampuan doa dan tawakal

Disiplin tidak akan terwujud tanpa ada tujuan dari perbuatan yang diharapkan. Sedangkan sebaik-baik tujuan adalah tujuan yang pertama kali ditargetkan dalam niatan ibadah. Di sini, ada keterkaitan lahir dan batin secara vertikal dengan Tuhan. Sehingga, hal ini menjadi kekuatan batiniah yang mendukung pencapaian tujuan. Sedangkan tujuan itu sendiri juga harus jelas dan ditargetkan. Kapan dan tujuan apa yang harus dicapai hendaknya sudah dipikirkan dalam niat.
Istiqomah
Secara harfiah, istiqomah berarti teguh dalam pendirian. Konsistensi terhadap apa yang diniatkan haruslah kuat. Seperti perumpamanan tak lekang oleh panas tak lapuk oleh hujan. Setiap langkah yang ditempuh haruslah mengacu kepada tujuan yang diniatkan. Karena ketika ada perubahan niat, sudah pasti langkah yang ditempuh pun banyak yang menyimpang dari proses tindakan yang telah direncakan. Inilah mengapa istiqomah menjadi salah satu syarat bagi terlaksananya kedisiplinan.

Penghargaan waktu
Apa pun bentuk tingkah laku, termasuk disiplin, sudah pasti mempertimbangkan waktu. Bagaimana kita dapat memanfaatkan waktu seefektif mungkin, haruslah sudah dipikirkan dalam setiap langkah. Jangan sampai tenaga dan pikiran yang dikeluarkan itu mubadzir. Pada batasan target telah tergambarkan what (tujuan apa yang akan dicapai), when (kapan tujuan itu harus tercapai), dan how (bagaimana cara mencapinya). Dengan penghargaan waktu dalam kedisiplinan.
Penyiapan segala kemampuan
Untuk dapat melaksanakan kedisiplinan, haruslah dicurahkan segala kemampuan secara optimal. Maisa merupakan bentuk pencurahan kemampuan yang tidak optimal. Di sini kualitas kedisiplinan berbanding lurus dengan keoptimalan pencurahan kemampuan yang ada.
Sabar
Dalam kondisi tertentu, dapat saja diartikan sebagai tidak tergesa-gesa, mau antri, tidak nguyawara, atau mungkin alon-alon waton kelakon. Namun definisi di atas sangat jauh dari arti sabar yang sebenarnya. Sepanjang pemahaman penulis dari keterangan-keterangan yang tersirat dalam Al-Quran, sabar itu memuat sifat dan sikap yang memanifestasikan perencanaan tindakan, taktik, dan teknis pencapaian tujuan. Sementara kedisiplinan tidak akan terlaksana tanpa ada perencanaan tindakan yang matang, taktik (strategi dalam proses), dan teknis (langkah riil yang tepat sasaran) dalam pencapaian tujuan. Dalam konteks sabar, tidak ada istilah berhenti merencanakan, menyusun taktik, dan melaksanakan teknis sebelum tujuan itu tercapai.
Berdoa
Beroda adalah menyadarkan harapan kepada Allah di tengah-tengah kita bekerja (berdisiplin) akan memberikan semangat batin yang kuat. Di samping dapat menghindarkan dari sifat-sifat buruk seperti sombong, iri, dengki, riya’, dan sifat buruk lainya. Kita pun insya Allah akan diberi kekuatan dan kemudahan dari Allah sehingga yang kita harapakan dapat tercapai.
Tawakkal
Dalam kedisiplinan tidak mengenal putus asa ketika tujuan tidak terapai, berserah dirilah kepada Allah setelah berusaha (tawakkal). Kalimat ini mengingatkan pikiran kita pada keterpautan hati dengan Tuhannya. Manusia bukanlah robot yang ketika sudah diprogram dengan komputer serta merta tujuan akan terapai. Pada suatu saat Tuhan pasti akan menguji umat-Nya yang beriman.
Namun sebagai wujud rasa syukur kita atas pemberian akal, kita harus optimis dan membenarkan bahwa sudah menjadi jaminan sosial bahwa tujuan hanya akan tercapai jika ada kedisiplinan. Meskipun orang boleh berkata kegagalan adalah keberhasil yang tertunda, setidaknya telah dilaksanakan kedisiplinan di atas sebagai wujud kita telah berusaha.
Inilah indikator dari pelaksanaan disiplin. Semakin tepat dan menyeluruh indikator dipilih yang kita berikan, semakin tepat dan menyeluruh pula disiplin yang dilaksanan. Niat, istiqomah, penghargaan waktu, penyiapan segala kekuatan, sabar, doa dan tawakkal menjadi indikator utama terlaksananya kedisiplinan.

Lencana Facebook