I. PENDAHULUAN
A. Judul
Menurut Suhardjono(2006:66) , judul penelitian hendaknya ditulis dengan singkat dan spesifik. Hal utama yang seharusnya tertulis dalam judul adalah gambaran dari apa yang dipermasalahkan dan bentuk tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalahnya.
Contoh:
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Penerapan Kombinasi direct instruction dan cooperative learning.
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika merupakan gambaran dari apa yang dipermasalahkan. Dan penerapan kombinasi direct instruction dan cooperative learning.
B. Latar Belakang Masalah :
Latar belakang masalah berisi uraian singkat mengapa masalah tertentu diteliti, termasuk berbagai kemungkinan permasalahan yang teridentifikasi dan penetapan lingkup permasalahan. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:8), masalah yang baik dapat menggambarkan kondisi yang seharusnya dan kondisi yang ada sehingga jelas adanya kesenjangan yang merupakan masalah yang menuntut untuk dicari solusinya melalui penelitian tindakan yang tepat sesuai dengan prinsip SMART ( Specific, Managable, Acceptable/Achievable, Realistic, Time-bound). Spesific: khusus, tidak terlalu umum. Managable: dapat dikelola, dilaksanakan. Acceptable/Achievable: dapat diterima lingkungan / dapat dicapai atau dijangkau. Realistic:operasional, tidak diluar jangkauan. Dan Time-bound: diikat oleh waktu.
Beberapa hal yang juga perlu diperhatikan dalam menentukan latar belakang masalah adalah (i) Dapat diteliti, (ii) Mempunyai kontribusi signifikan, (iii) Dapat didukung data empiris, dan (iv) Sesuai dengan kemampuan dan keinginan peneliti.
Contoh:
• Kondisi pendidikan di Indonesia pada umumnya baru memperhatikan aspek kognitif saja.
• Siswa kurang semangat, takut bertanya dan berpendapat serta kesulitan menyelesaikan soal matematika.
• Hasil belajar matematika siswa cukup rendah.
C. Identifikasi Masalah
Menurut Supardi (2006:137), suatu langkah awal yang penting dalam memecahkan masalah adalah mengenali masalah itu secara teliti agardapat ditemukan masalah sebenarnya. Berkaitan dengan penelitian tindakan kelas, identifikasi masalah perlu dilakukan secara kolaboratif, bekerja sama dengan semua peserta PTK dalam mengumpulkan masalah atau fakta negatif yang terjadi selama berlangsungnya proses pembelajaran. Fakta ini dapat berasal dari siswa, guru, dokumen, lingkungan sekolah dan lainnya. Dalam pengumpulan data, semua anggota tim PTK dapat secara bebas mengemukakan pendapat tentang fakta negatif yang terjadi. Dari sekian banyak fakta yang diperoleh, secara bersama-sama diseleksi apakah fakta tersebut benar-benar merupakan fakta atau sekedar sebuah asumsi atau opini.
Contoh :
Hasil belajar rendah mungkin disebabkan metode pembelajaran yang diterapkan yang kurang tepat.
Hasil belajar rendah mungkin disebabkan model pembelajaran yang diterapkan kurang bervariasi.
Hasil belajar rendah mungkin disebabkan belum memanfaatkan alat peraga secara optimal.
Hasil belajar rendah mungkin disebabkan motivasi belajar siswa masih rendah.
Hasil belajar rendah mungkin disebabkan kemampuan matematika cukup rendah.
A. Judul
Menurut Suhardjono(2006:66) , judul penelitian hendaknya ditulis dengan singkat dan spesifik. Hal utama yang seharusnya tertulis dalam judul adalah gambaran dari apa yang dipermasalahkan dan bentuk tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalahnya.
Contoh:
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Penerapan Kombinasi direct instruction dan cooperative learning.
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika merupakan gambaran dari apa yang dipermasalahkan. Dan penerapan kombinasi direct instruction dan cooperative learning.
B. Latar Belakang Masalah :
Latar belakang masalah berisi uraian singkat mengapa masalah tertentu diteliti, termasuk berbagai kemungkinan permasalahan yang teridentifikasi dan penetapan lingkup permasalahan. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:8), masalah yang baik dapat menggambarkan kondisi yang seharusnya dan kondisi yang ada sehingga jelas adanya kesenjangan yang merupakan masalah yang menuntut untuk dicari solusinya melalui penelitian tindakan yang tepat sesuai dengan prinsip SMART ( Specific, Managable, Acceptable/Achievable, Realistic, Time-bound). Spesific: khusus, tidak terlalu umum. Managable: dapat dikelola, dilaksanakan. Acceptable/Achievable: dapat diterima lingkungan / dapat dicapai atau dijangkau. Realistic:operasional, tidak diluar jangkauan. Dan Time-bound: diikat oleh waktu.
Beberapa hal yang juga perlu diperhatikan dalam menentukan latar belakang masalah adalah (i) Dapat diteliti, (ii) Mempunyai kontribusi signifikan, (iii) Dapat didukung data empiris, dan (iv) Sesuai dengan kemampuan dan keinginan peneliti.
Contoh:
• Kondisi pendidikan di Indonesia pada umumnya baru memperhatikan aspek kognitif saja.
• Siswa kurang semangat, takut bertanya dan berpendapat serta kesulitan menyelesaikan soal matematika.
• Hasil belajar matematika siswa cukup rendah.
C. Identifikasi Masalah
Menurut Supardi (2006:137), suatu langkah awal yang penting dalam memecahkan masalah adalah mengenali masalah itu secara teliti agardapat ditemukan masalah sebenarnya. Berkaitan dengan penelitian tindakan kelas, identifikasi masalah perlu dilakukan secara kolaboratif, bekerja sama dengan semua peserta PTK dalam mengumpulkan masalah atau fakta negatif yang terjadi selama berlangsungnya proses pembelajaran. Fakta ini dapat berasal dari siswa, guru, dokumen, lingkungan sekolah dan lainnya. Dalam pengumpulan data, semua anggota tim PTK dapat secara bebas mengemukakan pendapat tentang fakta negatif yang terjadi. Dari sekian banyak fakta yang diperoleh, secara bersama-sama diseleksi apakah fakta tersebut benar-benar merupakan fakta atau sekedar sebuah asumsi atau opini.
Contoh :
Hasil belajar rendah mungkin disebabkan metode pembelajaran yang diterapkan yang kurang tepat.
Hasil belajar rendah mungkin disebabkan model pembelajaran yang diterapkan kurang bervariasi.
Hasil belajar rendah mungkin disebabkan belum memanfaatkan alat peraga secara optimal.
Hasil belajar rendah mungkin disebabkan motivasi belajar siswa masih rendah.
Hasil belajar rendah mungkin disebabkan kemampuan matematika cukup rendah.
D. Perumusan Masalah :
Perumusan masalah berisi tentang uraian masalah pokok yang menjadi inti penelitian dalam bentuk pertanyaan yang jawabannya akan diuji lewat penelitian yg dilakukan.
Rumusan dalam penelitian tindakan kelas adalah beberapa pertanyaan yang akan terjawab setelah tindakan selesai dilakukan. Rumusan masalah harus dirinci sehingga tidak terlalu umum.
Rumusan masalah juga harus ditulis secara jelas sehingga tidak multi tafsir. Dan sebaiknya juga dinyatakan dalam bentuk pertanyaan.
Contoh:
Apakah dengan menerapkan kombinasi direct instruction dan cooperative learning dapat meningkatkan hasil belajar matematika?
E. Tujuan
Tujuan penelitian berisi penjelasan jawaban atas pertanyaan atau masalah pokok yang diajukan.
Contoh:
Untuk mengetahui keampuhan tindakan yaitu meningkattidaknya hasil belajar matematika setelah diterapkan kombinasi direct instruction dan cooperative learning
F. Manfaat Penelitian :
Manfaat penelitian menguraikan kegunaan yang mendasari argumentasi pentingnya penelitian dilakukan.
Contoh:
Siswa: aktif belajar sejalan dengan alur belajar terbimbing, hasil belajar meningkat.
Guru: membuka cakrawala berfikir tentang kreativitas pembelajaran untuk memperbaiki kinerja dan profesionalisme.
Peneliti : mengembangkan potensi dan profesionalitas
Sekolah: menambah khasanah pengetahuan, bahan pengambilan kebijakan sekolah
G. Kajian Teori
1. Landasan Teori
Beberapa hal yang perlu dituangkan dalam kajian teori adalah teori-teori yang: (i) memiliki relevansi dengan permasalahan dan variabel yang diambil, (ii) dapat dijadikan sebagai dasar untuk mencari kebenaran berdasarkan kajian teori, dan (iii) diambil dari teori-teori yang terbaru dan berasal dari berbagai aliran. Dalam penelitian tindakan kelas, kajian teori hanya dimaksudkan untuk memberi guideline (petunjuk) bahwa suatu tindakan itu dibenarkan secara teoretis(Sipardi, 2006:143).
Contoh:
Untuk judul: Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Penerapan Kombinasi direct instruction dan cooperative learning, maka uraian kajian teori menerangkan atau menjelaskan pengertian yang termuat dalam variabel terikat (masalah yang akan dipecahkan) dan variabel bebas (tindakan yang digunakan untuk menyelesaikan masalah).
Contoh:
Pada variabel terikat (masalah yang akan dipecahkan) kajian teori menerangkan pengertian:
1. Hasil belajar matematika pada Sistem Persamaan Linier Dua Variabel.
a. Hakekat Matematika
b. Hakekat Belajar
c. Hasil Belajar
d. Hasil Belajar Matematika pada Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV)
Kajian teori pada variabel terikat haruslah:
• Mengambil teori-teori yang relevan dengan hakekat belajar, hakekat matematika, hasil belajar matematika, hasil belajar matematika pada SPLDV.
• Diambil teori-teori yang relevan dengan permasalahan dan variabel dalam penelitian.
2. Pembelajaran Direct Instruction dan Cooperative Learning
a. Hakekat pembelajaran
b. Hakekat Direct Instruction (DI)
c. Hakekat Cooperative Learning (CL)
d. Penerapan Kombinasi DI dan CL
Kajian teori pada variabel bebas haruslah:
• Mengambil teori-teori yang relevan dengan hakekat pembelajaran, Direct Instruction, Cooperative Learning dan penerapan kombinasi DI dan CL dalam pembelajaran matematika pada Sistem Persamaan Linier Dua Variabel.
• Diambil teori-teori yang relevan dengan permasalahan dan variabel dalam penelitian.
2. Hasil Penelitian yang Relevan
Pada bagian ini dapat diuraikan hasil-hasil penelitian yang mendukung keberhasilan penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan. Sehingga hasil penelitian yang diambil harus relevan dengan permasalahan dan variabel yang diteliti. Penelitian yang relevan baik yang dilakukan oleh peneliti sendiri maupun oleh orang lain. Bagian ini dibuat bertujuan untuk menghindari duplikasi
Contoh:
Campbell (1991) : Keberagaman kemampuan atau kecerdasan siswa memberi pengaruh kepada bagaimana guru merancang pembelajaran yang mampu membangun kemampuan siswa.
David Kolb (1983) : Belajar dengan sendiri memberikan penekanan bahwa proses belajar akan membuahkan hasil optimal jika siswa dilibatkan dalam pembelajaran dan mengalami sendiri.
Howart Gardner (1985) : Kerangka berfikir: teori tentang keberagaman kemampuan, memberikan suatu pengertian bahwa proses belajar yang dilakukan haruslah mampu mengakomodasikan semua kemampuan siswa.
Lewin dan Lippt (1939) : Suasana kelas yang demokratis memberi kesempatan yang lebih besar kepada siswa untuk mengekspresikan individualitasnya, menempuh kerja sama dan mengurangi ketegangan.
Hasil penelitian di atas dapat berfungsi untuk mendukung keberhasilan PTK yang akan dilaksanakan peneliti.
3. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir dalam penelitian tindakan kelas:
o Berisi analisis, kajian dan simpulan secara deduksi hubungan antar variabel berdasar kepada teori dan hasil-hasil penelitian yang telah dibahas
o Merupakan pendapat dan pandangan penulis terhadap teori yang dikemukakan
o Merupakan penjelasan sementara terhadap gejala yang menjadi obyek permasalahan
o Alur pikiran yang logis
o Stuktur logikanya didasarkan :
o Mempergunakan premis-premis yang benar
o Mempergunakan cara penarikan kesimpulan yang sah
o Didasarkan pada landasan teori
o Disesuaikan dengan permasalahan yang diambil
o Sebagai dasar untuk menentukan pengajuan hipotesis
o Klimaks dari kerangka berfikir umumnya terdapat kata : …… berdasarkan
kajian teori dan kerangka berfikir diatas, diduga …. (misalnya diduga
melalui X dapat meningkatkan Y)
o Didasarkan kepada argumentasi berpikir deduktif, guna menjamin:
- Kebenaran pernyataan ilmiah yang telah teruji lewat proses
keilmuwan,sehingga jawaban yang diperoleh benar pula.
-Keabsyahan yang diakui sebagai pengetahuan ilmiah yang ditarik
secara deduktif akan bersifat konsisten.
o Bukan sebagai kumpulan teori, melainkan teori yang dipilih secara selektif untuk membangun kerangka argumentasi.
o Berupa kesimpulan, misalnya “Berdasarkan analisis ini diduga bahwa
.............”
o Mencerminkan pernyataan klimak dari seluruh upaya dalam membangun kerangka teoritis yang mendukung hipotesis.
Contoh:
Kombinasi direct instruction dan cooperative learning memiliki karakteristik yang berhubungan erat dengan permasalahan yang ada (Rendahnya hasil belajar). Dalam model pembelajaran ini, selain tujuan dan prosedur penilaian hasil belajar telah direncanakan, sintak dan alur kegiatan pembelajaran juga direncanakan sebelumnya. Sistim pengelolaan kelas dan lingkungan belajar menjadi bagian dari alur kegiatan. Dan hasil belajar yang mengakomodasikan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik telah direncanakan pencapaiannya dengan pengukuran lewat instrumen penilaian yang tepat. Dalam pembelajaran ini siswa juga diusahakan dapat membangun pengetahuannya secara runtut melalui demonstrasi keterampilan dan penyajian informasi tahap demi tahap dengan bimbingan LKS dan guru baik dalam tugas individu maupun kelompok. Baik dalam tugas belajar individu maupun kelompok siswa secara langsung terlibat aktif dalam belajar. Dan dalam tugas belajar kelompok keaktifan ditunjukkan pula dalam keterlibatan langsung siswa melalui suasana diskusi, kerja sama, saling menghargai dan tolong menolong sampai semua anggota kelompok belajar memahami materi yang diajarkan.
Diduga dengan menerapkan kombinasi Direct Instruction dan Cooperative Learning maka dapat meningkatkan hasil belajar.
D. HIPOTESIS
Hipotesis:
1. Merupakan jawaban sementara berdasarkan pada kajian teori dan kerangka berfikir.
2. Menjawab perumusan masalah yang diajukan.
3. Merupakan hipotesis tindakan bukan hipotesis penelitian.
Contoh:
PM : Apakah melalui X dapat meningkatkan Y?
Judul : Upaya peningkatan Y melalui X
Hipotesis : Melalui X dapat meningkatkan Y
Untuk menulis hipotesis dengan mudah: (1) menyalin klimak kerangka berpikir dengan menghilangkan kata “diduga”, atau (2) menyalin rumusan masalah, dengan menghilangkan kata “ apakah “ dan “ ? “
Contoh:
Penerapan Kombinasi Direct Instruction dan Cooperative Learning dapat meningkatkan hasil belajar matematika.
H. Metode Penelitian
Menurut Supardi (2006:140), metode penelitian menguraikan secara jelas prosedur penelitian yang akan dilakukan. Minimal menjelaskan obyek, waktu , lamanya tindakan, lokasi penelitian serta prosedur penelitian yang meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi/pengamatan, evaluasi-refleksi, yang bersifat daur ulang atau siklus.
Metode penelitian dapat juga memuat:
1. Setting Penelitian
2. Subjek Penelitian
3. Sumber Data
4. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
5. Validasi Data
6. Analisis Data
7. Indikator Kinerja
8. Prosedur Penelitian
Berikut ini akan diuraikan sub-sub bagian metodologi penelitian:
Setting Penelitian:
1. Waktu Penelitian
a) Kapan penelitian itu dilakukan
b) Beri alasan mengapa penelitian dilakukan pada waktu itu (khususnya pada
tindakan)
2. Tempat Penelitian
a) Dimana penelitian itu dilakukan
b) Beri alasan mengapa penelitian dilakukan pada tempat itu
Subyek Penelitian :
1. Pada PTK tidak menggunakan populasi, sampel, dan teknik sampling
2. Populasi = sampel, merupakan subjek
3. Subjeknya siswa (dapat guru dan sebagainya)
Sumber data:
1. Sumber data dari siswa sebagai subjek penelitian
2. Sumber data lain dari guru atau teman sejawat
Teknik dan alat pengumpulan data:
1. Teknik pengumpulan data:
a. Tes
b. Observasi
c. wawancara, dll
2. Alat pengumpulan data
a. Butir soal tes
b. Lembar observasi
c. Pedoman wawancara, dll
Validasi Data
1. Practical validity: sepanjang anggota kelompok penelitian tindakan memutuskan bahwa instrumen dinyatakan valid.
2. Face validity(validitas muka): setiap anggota peneliti saling mengecek/menilai/memutuskan validitas suatu instrumen dan data dalam proses kolaborasi.
3. Triangulation(Theoritical, Data, Source,Methode,Instrumental, Analitic): proses memastikan sesuatu dengan berbagai sumber data untuk meningkatkan kualitas penilaian.
4. Critical Reflection: apabila setiap tahap siklus penelitian tindakan ditingkatkan mutunya, maka mutu pengambilan keputusan akan dapat dijamin.
5. Catalytic validity(validitas pengetahuan) yang dihasilkan oleh peneliti bergantung pada kemampuan peneliti sendiri dalam mendorong pada adanya perubahan.
Analisa Data:
1. Kuantitatif: Analisis Statistik Deskriptif: rerata, persentase,keberhasilan mengajar, dan lain sebagainya.
2. Kualitatif: berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi, pandangan atau sikap siswa, tingkat pemahaman, motivasi, dan lain sebagainya.
Indikator keberhasilan
1. Merupakan kondisi akhir yang diharapkan
2. Didasarkan pada pengalaman yang lalu
3. Perlu pertimbangan untuk menetapkan indikator kinerja (jangan terlalu tinggi)
Misalnya biasanya nilai rata-rata ulangan harian 5,2; indikator kinerjanya
menjadi 5,5 (jangan menjadi 9,0)
Prosedur penelitian:
1. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan kelas
terdiri dari …. Siklus
2. Langkah-langkah dalam siklus terdiri dari:
Planning; tahapan ini berupa menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut akan dilakukan.
Acting; pada tahap ini rancangan strategi dan scenario penerapan pembelajaran yang diterapkan.
Observing; tahap ini sebenarnya berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan. Jadi keduanya berjalan pada waktu yang sama. Instumen yang digunakan sabagai alat pengamatan dapat berupa soal tes, kuis, rubrik, lembar observasi, dan catatan lapangan yang dipakai untuk memperoleh data secara obyektif.
Reflecting; refleksi dalam PTK mencakup analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Refleksi dilakukan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dievaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya.
(Suhardjono, 2006:75-81)
3. Dijelaskan rencana tindakan tiap siklus.
Referensi:
Madyo Eko Susilo.2005. Makalah PTK Simposium Guru Tingkat Propinsi Jawa Tengah. Semarang: LPMP Jateng
Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi.2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Pujiati Suyanta. 2006. Teknik Simulasi PTK dalam LKG Keberhasilan Guru Tahun 2006. Jakarta: Direktorat Tenaga Pendidik dan Kependidikan
2 comments:
Tampilan baru oke juga meskipun saya suka banner yang lama. O ya, tolong fitur Follower/Pengikutnya ditampilkan agar kami bisa link ke blog njenengan. Makasiih..
Ok. Neng Euis. Segera akang tampilkan fitur followernya.
Post a Comment